review moonchild

Review Moonchild: Album Pertama NIKI yang Mendunia

Setelah sempat mengeluarkan dua buah EP, kini NIKI mengeluarkan album perdananya yang berjudul Moonchild.Sejak kemunculannya review Moonchild sudah mulai beredar di dunia maya. Album ini terdiri dari 10 lagu yang dibagi ke dalam tiga fase.

Fase pertama terdiri dari empat lagu yaitu Wide Open (Foreword), Switchblade, Nightcrawlers, dan Selene. Fase kedua terdiri dari tiga lagu yaitu Tide, Pandemonium, dan Lose. Terakhir, fase ketiga terdiri dari tiga lagu yaitu Plot Twist, If There’s Nothing Left, dan Drive On.

Review Moonchild: fase pertama

review moonchild

Twitter/@nikizefanya

Album review Moonchild dibuka dengan lagu berjudul Wide Open (Foreword). Bagian introduksi dari lagu ini tidak begitu kompleks. Hanya ada tiga instrumen terdengar yang bersifat sebagai pengiring ketukan dengan napas pendek. Hal ini membuat lirik yang dilantunkan NIKI yang bernarasi memiliki lebih banyak ruang untuk diperhatikan. Pemilihan nada yang cenderung “menyeramkan” di awal diikuti dengan nada yang lebih hopeful di bagian chorus.

Fase pertama review Moonchild dilanjutkan dengan lagu berjudul Switchblade. Lagu ini dihubungkan oleh lagu pertama dengan bunyi metal beradu yang menggambarkan sebuah pisau lipat. Meskipun begitu, nuansa yang berbeda bisa langsung dirasakan ketika NIKI mulai menyanyikan bagian verse. Switchblade lebih banyak menggunakan nada mayor dan ketukan yang membuat kepala naik turun. Reverb yang mendominasi juga membuat lagu ini semakin dreamy.

Lagu ketiga di fase pertama review Moonchild ini bisa dibilang salah satu lagu yang memiliki dua kepribadian berbeda. Ibarat satu koin dengan sisi yang berbeda, bagian awal Nightcrawlers dibawakan dengan nuansa yang lebih ceria namun bagian akhir lagu berubah drastis meskipun masih menggunakan syair yang sama.

Fase pertama ditutup dengan Selene, lagu dengan ketukan yang bisa membuat badan bergoyang. Nuansa disko dan funk terasa dari ketukan drum dan petikan bas. Suara gitar yang di mute juga menambah kesan perkusif dari lagu ini. Terompet yang mengisi bagian akhir lagu menunjukkan perbedaan pilihan instrumen dari keempat lagu di fase pertama ini.

Review Moonchild: fase kedua

review moonchild

Twitter/@nikizefanya

30 detik pertama fase kedua review Moonchild akan kamu habiskan dengan musik instrumental yang gloomy. Satu menit selanjutnya, kamu akan mendengar suara NIKI mengisi instrumentasi tersebut dengan nada yang masih gloomy. Di menit ke 1:33, suasana lagu berubah drastis.

Transisi ini mirip secara konsep dengan lagu I Me Mine milik The Beatles. Memasuki menit kedua, suasana mulai kembali tenang dengan iringan piano yang dibarengi dengan dialog-dialog. Semua ini masih berada dalam satu lagu, Tide. Sesuai judulnya, lagu ini sangatlah bergelombang tanpa strukur lagu yang umum.

Suasana lebih tenang akan kamu temukan di lagu review Moonchild selanjutnya yang berjudul Pandemonium. Di lagu ini, nuansa lo-fi lebih mendominasi, mulai dari bunyi snare yang terdengar “rusak” hingga pilihan instrumen lainnya. NIKI pun terdengar mengalir saat menyanyikan lagu ini.

Lagu ketiga dari fase kedua ini sempat menggemparkan dunia internet terutama TikTok. NIKI mengajak para pendengarnya untuk bernyanyi bersama lalu mengunggahnya ke media sosial. Bahkan, NIKI pun mengompilasi beberapa video yang menyanyikan lagu Lose menjadi satu lagu yang utuh. Lagu ini terdengar sangat balada dengan iringan piano dan strings yang membuat lagu ini menjadi semakin megah.

Review Moonchild: fase ketiga

review moonchild

Twitter/@nikizefanya

Nothing stays the same and seasons keep on changing as they do…

Itulah potongan lirik dari lagu Plot Twist. Seperti judulnya, NIKI akan menggagalkan ekspektasi kamu setelah dibuat nyaman dengan ketujuh lagu sebelumnya. Jika kamu penggemar Taylor Swift, kamu akan sangat nyaman mendengarkan lagu ini.

Di lagu berjudul If There’s Nothing Left, nuansa orkestral akan lebih kamu rasakan. Hal ini terdengar dari bunyi biola yang dimainkan baik dengan cara digesek maupun pizzicato. Meskipun begitu, modernitas dari lagu ini masih terasa akibat unison yang dilakukan di tengah lagu dan ketukan hi-hat rapat khas dari musik kekinian.

Album review Moonchild diakhiri dengan lagu berjudul Drive On. Sebagai lagu pelepasan, Drive On menjalankan tugasnya dengan baik. Ketukan drum dan petikan basnya akan mengingatkan kamu terhadap perjalanan yang telah kamu tempuh selama mendengarkan lagu ini. Begitu pula dengan petikan gitar yang menjadi pemanis dari suara NIKI.

Berkendara menggunakan mobil dengan atap terbuka di jalan bebas hambatan dengan pemandangan pedesaan di kanan dan kiri, kira-kira itulah gambaran dari lagu ini.

Review Moonchild: album dinamis, berestetika, dan mudah untuk didengar

review moonchild

Twitter/@nikizefanya

Secara keseluruhan, album review Moonchild adalah album yang dikonsep dengan cukup matang. Hal ini terlihat tidak hanya dari luarnya, yaitu pembagian album review Moonchild ke dalam fase-fase namun juga dari lirik dan komposisi. Musik yang ditawarkan oleh NIKI cukup dinamis namun masih bisa menjaga kesan ear-catchy.

Hal ini bisa didengar dari penggunaan intrumen yang cukup variatif, struktur lagu yang tidak monoton sehingga terdengar seperti musik loop yang diberi lirik, dan juga komposisinya. Meskipun begitu, nada-nada yang dikeluarkan oleh NIKI masih bisa dinyanyikan bersama dan menempel di kepala.

Salah satu contohnya adalah lagu Nightcrawler. Dengan nada yang sangat mudah diingat dan enak untuk dinyanyikan, tiba-tiba di sepertiga akhir lagu muncul suara dengan efek hantu yang menyanyikan bagian chorus secara detune.

Selain berfungsi sebagai penghubung ke bagian rap NIKI, hal ini membuat pendengar membuang ekspektasinya terhadap sebuah lagu. Hal menarik lainnya dari album review Moonchild adalah setiap lagi memiliki bagian introduksi yang cukup panjang.

Di era di mana atensi pendengar sulit didapatkan ini, bagian introduksi yang menarik merupakan angin segar ketika banyak lagu dengan tipe yang serupa langsung menyerang pendengar dengan bagian verse. Tak heran album ini menjadi banyak pembicaraan dan review Moonchild mulai bertebaran di mana-mana.

Dengarkan lagu kesayanganmu sambil menginap di Bobobox

bobobox

Mendengarkan lagu tidak harus begitu-begitu saja. Sesekali, coba deh nuansa baru sambil mendengarkan lagu kesayangan kamu. Sambil staycation di Bobobox misalnya.

Bobobox adalah hotel kapsul yang bisa bikin kamu bebas dari stres. Suasana tenang dan hening akan kamu dapatkan saat masuk ke pod-nya. Selain itu, desainnya yang modern juga enak untuk dinikmati. Di sini juga ada lampu led yang bisa kamu ganti-ganti lho. Jadi, kamu bisa menyesuaikan lampunya dengan mood lagu yang sedang kamu dengar.

Nggak cuma itu, teknologi yang digunakan juga canggih. Untuk memesan kamar, kamu bisa melakukannya melalui aplikasi Bobobox. Aplikasi ini, selain untuk memesan, juga berfungsi sebagai kunci kamar lho. Tinggal pindai saja QR code-nya. Untuk memberikan gambaran pengalaman menginap yang lebih nyata, yuk, keliling-keliling di pods Bobobox lewat 360° virtual tour bareng Bob.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo menginap di Bobobox dan lupakan stres untuk sejenak!

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles