virus corona

Perbedaan Orang Dalam Pemantauan dan Pasien Dalam Pengawasan Virus Corona

Virus corona yang menyerang berbagai negara termasuk Indonesia belum mereda. Oleh karenanya kamu harus tetap waspada dan menjaga kesehatan dan kebersihan. Jika kamu merasakan gejala-gejala, jangan panik. Ikuti prosedur yang sudah disarankan dan kenali juga apa perbedaan orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

Bagaimana virus corona bisa menyebar?

virus corona

Photo by CDC on Unsplash

Virus corona adalah virus yang menyebar dari orang ke orang. Penyakit ini dapat ditularkan melalui tetesan kecil (droplet) yang keluar dari hidung atau mulut setelah batuk atau bersin.

Tetesan tersebut kemudian jatuh dan menempel pada benda di sekitarnya. Nah, jika kamu menyentuh benda yang sudah terkontaminasi droplet tersebut dan kamu menyentuh mata, hidung atau mulut, maka kamu sangat bisa terkena virus tersebut.

Kamu juga bisa terinfeksi virus ini saat tanpa sengaja menghirup droplet dari orang yang sudah terkena virus. Inilah yang menyebabkan pentingnya menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter (physical distancing) dari orang yang sakit.

Physical distancing dinilai bisa mengurangi laju persebaran virus COVID-19 ini karena virus ini kasat mata dan tidak bisa dilawan kecuali dengan memutus tali penularannya.

Pada awalnya World Health Organization menetapkan istilah social distancing (pembatasan sosial). Akan tetapi, istilah ini dinilai kurang pas karena yang dibatas adalah interaksi fisiknya, bukan sosialnya. Oleh karena itu muncullah istilah baru, physical distancing.

Tips Kesehatan; 7 Keuntungan Tidur Tanpa Bantal Yang Ternyata Menyehatkan

Apa itu orang dalam pemantauan

Orang dalam pemantauan (ODP) adalah istilah yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan untuk mereka yang diduga berpotensi terkena virus corona. Orang dalam pemantauan ditentukan dari ciri-ciri berikut ini:

  • Demam dengan suhu 38 derajat Celsius atau lebih
  • Batuk atau pilek
  • Pernah berkunjung ke negara yang sudah diyakini terkena virus corona
  • Tidak memiliki riwayat kontak dengan orang yang positif virus corona tetapi tinggal di daerah transmisi lokal selama 14 hari terakhir

Apa itu pasien dalam pengawasan

Apabila setelah dipantau orang yang berpotensi terkena virus corona itu sakit dan menunjukkan gejala seperti influenza, maka statusnya dinaikkan menjadi pasien dalam pengawasan. Berikut adalah ciri-ciri pasien dalam pengawasan (PDP):

  • Mengalami demam disertai gejala batuk, pilek, atau sesak napas tanpa disertai pneumonia
  • Memiliki riwayat perjalanan ke negara yang terdapat transmisi lokal virus corona
  • Tinggal di daerah dengan transmisi lokal di Indonesia dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
  • Memiliki riwayat demam atau batuk pilek tanpa diiringi pneumonia,
  • Memiliki riwayat kontak dengan pasien yang positif terkena virus

Apa bedanya virus corona dengan influenza?

virus corona

Photo by Ani Kolleshi on Unsplash

Virus corona memiliki gejala yang mirip dengan influenza. Akan tetapi, ada beberapa perbedaan yang perlu kamu perhatikan.

Influenza

Flu atau influenza diakibatkan oleh rhinovirus yang menyerang saluran pernapasan. Biasanya, orang yang terkena flu mengeluhkan hidung dan tenggorokan mereka (saluran pernapasan atas). Gejala-gejala dari penyakit flu pada umumnya muncul satu sampai tiga hari setelah virus menyerang. Berikut adalah gejalanya:

  • Bersin-bersin
  • Hidung tersumbat dan berair
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala ringan
  • Batuk
  • Demam (tidak sering)
Virus corona

Virus corona atau COVID-19 juga menyerang saluran pernapasan, sama seperti flu. Ada tiga gejala umum jika seseorang terkena virus corona.

  • Demam tinggi
  • Batuk
  • Sesak napas

Tips Kesehatan Agar Tetap Fit Saat Dikejar Deadline

Oleh karena kemiripan gejala virus corona dan flu, keduanya masih sulit untuk dibedakan sehingga sangat memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk mengkonfirmasi apakah seseorang terinfeksi virus corona atau tidak. Pemeriksaan ini baru bisa dilakukan oleh pasien dalam pengawasan (PDP).

World Helath Organization merekomendasikan setiap orang yang menunjukkan gejala seperti demam, batuk, dan sulit bernapas harus segera memberitahukan petugas kesehatan. Setelah kamu melapor, jika kamu masih menujukkan gejala ringan, biasanya kamu akan disuruh melakukan self-isolation di rumah terlebih dahulu selama 14 hari.

Self-isolation dilakukan untuk memonitor keadaan kamu setelah menunjukkan gejala dan untuk menjaga orang-orang di sekitarmu, terutama keluarga, dari tertular virus corona.

Jika melalui telepon kamu disarankan untuk segera pergi ke rumah sakit, kamu akan diberi tahu langkah yang harus dilakukan. Saat pergi ke rumah sakit, jangan lupa untuk mengenakan masker.

Jaga jarak aman dari orang lain untuk melindungi mereka dari paparan virus corona jika kamu tidak menggunakan masker. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan dan karantina agar orang lain tidak tertular virus corona.

Cara melindungi diri dari virus corona

virus corona

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Virus corona adalah jenis virus baru dan sampai saat ini belum ada vaksin terhadap virus tersebut. Maka dari itu, cara terbaik untuk tidak terinfeksi adalah dengan menerapkan pola hidup sehat bersih.

Virus ini dapat menyebar dari orang ke orang lewat tetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin. Kamu bisa melakukan hal-hal ini untuk mencegah tertular virus tersebut:

  • Seringlah mencuci tangan dengan sabun agar virus tidak menempel
  • Hindari menyentuh wajah, terutama bagian hidung, mulut, dan mata
  • Bersihkan permukaan benda yang sering kamu sentuh dan disentuh banyak orang
  • Minimalisir kontak fisik dengan satu sama lain
  • Jaga jarak satu hingga tiga meter dengan orang yang sakit

Dampak dari virus ini sangat tergantung dari seberapa kuat daya tahan tubuh kamu. Oleh karena itu selain menjaga kebersihan, kamu juga harus meningkatkan daya tahan tubuh kamu. Mulailah dengan menerapkan pola hidup sehat.

Membiasakan hidup lebih sehat dinilai secara alami dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Berikut ini adalah beberapa cara pola hidup sehat yang bisa kamu terapkan:

  • Istirahat yang cukup
  • Makan makanan berserat seperti buah dan sayuran
  • Berolahraga secara teratur
  • Menjaga berat badan supaya tidak terlalu kurang ataupun lebih
  • Hindari merokok sama sekali
  • Jangan konsumsi minuman beralkohol
  • Hindari stres yang berlebihan

Bobobox, hotel kapsul pilihan kamu

7 Manfaat Meditasi Bagi Kesehatan Tubuh Dan Pikiran

Bobobox adalah hotel kapsul yang bisa bikin kamu bebas dari stres. Suasana tenang dan hening akan kamu dapatkan saat masuk ke pod-nya. Selain itu, desainnya yang modern juga enak untuk dinikmati. Kamu akan merasa seperti berada di film-film masa depan.

Tak hanya itu, teknologi yang digunakan juga canggih. Untuk memesan kamar, kamu bisa melakukannya melalui aplikasi Bobobox. Aplikasi ini, selain untuk memesan, juga berfungsi sebagai kunci kamar lho. Tinggal pindai saja QR code-nya. Mudah kan?

Di kamarnya juga kamu akan menemukan lampu led yang bisa kamu atur sesuai dengan suasana hati kamu. Modenya pun ada banyak. Mau untuk tidur? Ada. Mau untuk meditasi? Tinggal pakai mode zen. Pokoknya pas banget untuk melepas stres dan menjaga kesehatan mental.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo menginap di Bobobox dan lupakan stres untuk sejenak!

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles