pexels-felix-mittermeier-957917

Jangan Sampai Kelewatan! Simak Daftar Fenomena Langit yang Akan Terjadi di Bulan September Berikut Ini

Berdasarkan catatan pengamatan yang dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), terdapat beberapa fenomena langit yang akan terjadi di langit Indonesia. Penasaran? Simak langsung saja ulasan tentang beberapa fenomena langit September yang sangat menarik untuk kamu amati berikut ini!

Puncak Hujan Meteor Aurigid (1 September 2021)

Fenomena langit September yang pertama merupakan fenomena puncak hujan meteor Aurigid. Aurigid merupakan sebuah fenomena hujan meteor yang titik radiannya berada di arah konstelasi Auriga. Titik ini juga berdekatan dengan konstelasi Taurus.

Hujan meteor Aurigid diamati untuk pertama kalinya pada tanggal 31 Agustus 1935 malam oleh Cuno Hoffmeister dan A Teichgraeber. Kemudian, hujan meteor ini sempat teramati kembali pada tahun 1986, 1994, dan 2007.

Fenomena puncak hujan meteor Aurigid ini dapat kamu saksikan pada tanggal 1 September 2021 sekitar pukul 10.00 WIB/11.00 WITA/12.00 WIT, yakni saat intensitas meteor sedang berada di titik maksimum (3 sampai 4 meteor per jam untuk wilayah Indonesia).

Fenomena langit September ini bisa kamu saksikan dengan mata telanjang, loh. Dengan catatan langit sedang dalam kondisi bersih, cerah, dan bebas dari polusi yang berpotensi menghalangi jarak pandang.

fenomena langit September

(Photo by @NealeLaSalle from Pexels)

Konjungsi Bulan Pollux (3 September 2021)

Fenomena langit September selanjutnya adalah konjungsi bulan Pollux yang puncaknya terjadi pada tanggal 3 September 2021 sekitar pukul 11.04 WIB/12.04 WITA/13.04 WIT. Pollux merupakan bintang utama di konstelasi Gemini yang berkonjungsi dengan Bulan.

Konjungsi bulan Pollux ini juga bisa kamu saksikan dengan mata telanjang. Fenomena langit September ini sebenarnya sudah bisa kamu saksikan sejak pukul 03.00 hingga pukul 05.30 WIB waktu setempat dari arah Timur Laut, dengan sudut pisah antara 4,3 derajat – 3,7 derajat.

Konjungsi Venus-Spica (5-6 September 2021)

Fenomena langit September berikutnya adalah konjungsi Venus-Spica. Spica merupakan bintang utama di konstelasi Virgo yang berkonjungsi dengan Venus.

BACA JUGA: Kamu Suka Mengamati Langit? Ini Dia Fenomena Langit 2021 Yang Wajib Kamu Nantikan!

Puncak dari fenomena langit satu ini akan terjadi di tanggal 6 September 2021 sekitar pukul 03.53 WIB waktu setempat, dengan sudut pisah antara 1,6 derajat. Meski demikian, kamu sebenarnya dapat menyaksikan fenomena langit September ini sejak tanggal 5 September 2021, mulai pukul 18.30 WIB hingga pukul 20.30 WIB waktu setempat.

Hari Tanpa Bayangan (6 September 2021)

Fenomena langit September satu ini juga merupakan salah satu fenomena langit yang paling menarik yang bisa kamu alami dan saksikan. Yup! Hari tanpa bayangan!

Menurut penjelasan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), peristiwa ini akan terjadi secara bergantian di beberapa titik di wilayah Indonesia mulai dari tanggal 6 September hingga 21 Oktober 2021. Terjadinya fenomena unik ini diakibatkan oleh posisi Matahari yang berada tepat di atas Indonesia, sehingga tidak akan terbentuk bayangan dari benda-benda tegak tak berongga di waktu tengah hari.

Menurut penelitian dari LAPAN, fenomena hari tanpa bayangan ini terjadi dua kali dalam setahun di Indonesia, yang mana peristiwa pertama sudah berlangsung di akhir bulan Februari hingga awal bulan April silam.

Aphelion Merkurius (6 September 2021)

Aphelion Merkurius merupakan fenomena langit September selanjutnya yang juga menarik untuk diamati. Secara umum, Aphelion merupakan konfigurasi saat posisi planet berada pada titik terjauh dari Matahari.

Terjadinya fenomena ini disebabkan oleh orbit planet yang berbentuk elips dengan Matahari terletak di salah satu dari dua titik fokus orbit tersebut. Fenomena langit yang satu ini sebenarnya cukup sering terjadi, yakni sekitar empat kali dalam setahun atau rata-rata 88 hari sekali. Di bulan September tahun ini, Aphelion Merkurius bisa kamu saksikan di tanggal 6 pada pukul 07.28 WIB waktu setempat, dengan jarak 69.817.000 kilometer dari Matahari.

Fase Bulan Baru (7 September 2021)

Sehari setelah fenomena Aphelion Merkurius, ada fenomena langit September lainnya yang tak kalah menarik, yakni fenomena fase Bulan baru atau disebut juga dengan konjungsi solar Bulan. Fenomena ini merupakan konfigurasi saat posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari, dan juga segaris dengan Bumi dan Matahari.

Fenomena fase Bulan baru nyatanya tidak selalu beriringan dengan fenomena gerhana Matahari. Hal ini disebabkan oleh bentuk sudut orbit Bulan yang membuat bayangannya tidak selalu jatuh di permukaan Bumi saat terjadinya fase Bulan baru.

Untuk dapat menyaksikan fenomena langit September yang berlangsung tanggal 7 September 2021 pada pukul 07.51 WIB waktu setempat ini diperlukan alat bantu penglihatan khusus. Dengan kata lain, fenomena ini tidak dapat disaksikan dengan mata telanjang.

fenomena langit September

(Photo by @MianRizwan from Pexels)

Konjungsi Bulan-Mars (7-8 September 2021)

Fenomena langit September selanjutnya adalah fenomena konjungsi Bulan-Mars yang akan terjadi mulai tanggal 7 September 2021, dan mencapai titik puncaknya di tanggal 8 September 2021 pada pukul 02.36 WIB dini hari. Selain itu, diperlukan pula alat bantu untuk dapat menyaksikan fenomena langit September yang satu ini.

Konjungsi Triple Bulan-Mars-Merkurius (8 September 2021)

Selain fenomena konjungsi Bulan-Mars, akan terjadi pula fenomena langit September lainnya yakni konjungsi triple Bulan-Mars-Merkurius. Fenomena langit yang satu ini diperkirakan akan terjadi pada tanggal 8 September 2021, sekitar 20 menit setelah Matahari terbenam.

BACA JUGA: 11 Fenomena Langit Oktober 2020: Yuk, Nikmati Indahnya Langit Malam Oktober!

Saat fenomena ini berlangsung, Mars-lah yang akan terbenam lebih dahulu, yakni sekitar pukul 18.30 waktu setempat. 30 menit kemudian, Bulan akan menyusul terbenam, lalu Merkurius yang berada di urutan paling akhir diperkirakan akan terbenam sekitar pukul 19.30 waktu setempat. Kabar baiknya, fenomena langit September yang satu ini dapat disaksikan dengan mata telanjang, loh!

Puncak Hujan Meteor Perseid (9 September 2021)

Fenomena langit September selanjutnya yang juga tak boleh terlewatkan untuk disaksikan adalah puncak hujan meteor Perseid September. Fenomena yang puncaknya diperkirakan akan terjadi di tanggal 9 September ini merupakan fenomena hujan meteor, yang titik radian atau asal kemunculan meteornya terletak di konstelasi Perses.

Merkurius di Titik Tertinggi Ketika Senja (9-11 September 2021)

Merkurius di titik tertinggi ketika senja juga merupakan salah satu fenomena langit yang akan terjadi di bulan September tahun ini, tepatnya sejak tanggal 9 hingga 11 September 2021. Pada periode tersebut, Merkurius akan tampak di titik tertingginya ketika senja, untuk seluruh wilayah Indonesia.

Oposisi Neptunus (14 September 2021)

Fenomena langit September selanjutnya adalah oposisi Neptunus, yakni terjadi pada 14 September 2021 mendatang. Fenomena oposisi Neptunus merupakan konfigurasi ketika posisi Neptunus, Bumi, serta Matahari berada pada satu garis lurus.

Fenomena ini sebetulnya sama dengan fase oposisi Bulan atau Purnama. Hal ini menjadikan Neptunus terlihat paling terang saat diamati dari Bumi. Puncak dari fenomena langit September yang satu ini dapat diamati sekitar pukul 16.28 WIB waktu setempat.

Ekuinoks September (23 September 2021)

Ada dua fenomena ekuinoks yang selalu terjadi setiap tahun, salah satunya adalah ekuinoks September. Fenomena langit September yang satu ini merupakan titik perpotongan antara ekliptika dan ekuator langit, yang dilewati Matahari dalam perjalanan semu tahunan Matahari dari langit belahan Utara menuju ke langit belahan Selatan.

BACA JUGA: Gelap Selama 2 Bulan? Inilah Utqiagvik, Kota Tanpa Matahari Di Alaska, Amerika Serikat!

Di belahan Utara, fenomena ekuinoks September ini dikenal juga sebagai ekuinoks musim gugur atau autumnal equinox. Sedangkan di belahan Selatan, fenomena langit ini dikenal sebagai ekuinoks musim semi atau vernal equinox.

Retrograd Merkurius (27 September 2021)

Fenomena langit September selanjutnya adalah retrograd Merkurius yang akan terjadi pada tanggal 27 September 2021 mendatang. Retrograd sendiri merupakan sebutan dari gerak semu planet yang tampak berlawanan arah, yakni dari Barat ke Timur, jika dibandingkan dengan gerak normalnya yaitu dari Timur ke Barat, jika diamati dari Bumi.

Fenomena langit September satu ini memang sudah bisa diamati sejak tanggal 27 September 2021 sekitar pukul 12.30 WIB waktu setempat. Namun, fenomena retrograd Merkurius ini akan mencapai puncaknya pada tanggal 9 Oktober hingga 18 Oktober 2021 pada pukul 09.38 WIB waktu setempat, yakni saat konjungsi inferior berlangsung.

Apogee Bulan (27 September 2021)

Apogee Bulan merupakan fenomena langit September selanjutnya yang bisa kamu saksikan pada tanggal 27 September 2021 pada pukul 04.40 WIB waktu setempat. Fenomena ini merupakan konfigurasi saat posisi Bulan berada di titik terjauh dari Bumi, yang disebabkan oleh orbit Bulan yang berbentuk elips.

Puncak Hujan Meteor Sextantid (28 September 2021)

Fenomena langit September yang terakhir adalah puncak hujan meteor Sextantid yang diperkirakan akan terjadi pada tanggal 28 September 2021 pukul 19.00 WIB waktu setempat. Sextantid sendiri merupakan hujan meteor yang titik radian atau asal kemunculan meteornya terletak di konstelasi Sextans (di antara konstelasi Draco dan Leo).

fenomena langit September

(Photo by @LucasPezeta from Pexels)

Kendati telah aktif sejak tanggal 9 September dan akan berlangsung hingga 9 Oktober mendatang, namun 28 September merupakan periode di mana hujan meteor ini akan mencapai intensitas maksimumnya.

Pasti happy staycation di Bobobox!

Melihat keindahan langit dengan segala fenomena uniknya yang menakjubkan bisa menjadi salah satu hal yang mampu membuat stress-mu sedikit berkurang. Selain itu, tentunya ada berbagai cara asik untuk melepas stress, salah satunya adalah dengan staycation!

Bingung pilih hotel yang seru dan nyaman untuk staycation-mu? Tenang, ada Bobobox! Hotel kapsul yang modern dan unik ini pasti bisa memberikan kamu pengalaman baru menginap di hotel. Pod-nya yang unik dan nyaman pasti bikin kamu betah berlama-lama staycation di Bobobox. Selain itu, di dalam pod-nya juga terdapat lampu LED yang bisa disesuaikan dengan suasana hati kamu.

Untuk memesan kamar, kamu nggak usah khawatir bakal ribet, tinggal download aja aplikasinya. QR code yang ada di aplikasinya juga berfungsi sebagai kunci kamar lho. Keren, kan? Tunggu apa lagi? Ayo menginap di Bobobox! Oh iya, kamu juga bisa melihat langsung pods Bobobox lewat virtual 360° tour lho!

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles