apa itu hustle culture

Kenali Apa Itu Hustle Culture, Pegaruh, Manfaat, dan Efek Sampingnya

Kamu memerlukan kerja keras untuk mencapai sebuah tujuan. Mimpimu tidak akan menjadi kenyataan jika kamu hanya diam di tempat. Sayangnya, banyak orang bekerja terlalu keras sehingga terjebak ke dalam hustle culture. Memangnya apa itu hustle culture?

Menurut Celinne Da Costa, seorang pelatih di bidang brand dan storytelling, apa itu hustle culture adalah dorongan kolektif yang dirasakan oleh seseorang dari untuk bekerja lebih keras, lebih kuat, dan lebih cepat.

Hal ini mengharuskan kamu selalu bekerja dalam kapsitas maksimal setiap hari demi mencapai tujuan dan impian dengan segera tanpa meluangkan waktu untuk kegiatan lain. Intinya, hustle cuture adalah kata lain yang lebih keren dari gila kerja.

Lalu, apakah hustle culture merupakan gaya hidup yang baik? Yuk kita cari tahu sama-sama apa itu hustle culture, manfaat, dan efek sampingnya.

Apa itu hustle culture? Sebuah stigma palsu

apa itu hustle culture

Photo by Garrhet Sampson on Unsplash

Orang-orang yang terjebak dalam apa itu hustle culture percaya bahwa kesuksesan hanya datang dari kerja keras. Oleh karena itu, mereka bekerja dari pagi hingga malam. Hari-hari mereka dipenuhi kesibukan dan selalu tergesa-gesa.

Lembur juga merupakan hal yang biasa. Semua pekerjaan memiliki prioritas tinggi. Dengan terus menerus menjalani rutinitas seperti itu, mereka meyakini bahwa banyaknya jam kerja sama dengan banyaknya waktu yang dihabiskan untuk menjadi produktif. Dengan demikian, hasilnya pun akan lebih banyak.

Celinne Da Costa melakukan eksperimen tentang apa itu hustle culture untuk menemukan apakah semakin banyak jam kerja sama dengan hasil yang lebih baik. Ia bekerja dengan jumlah jam yang berbeda selama dua minggu. Di minggu pertama, ia bekerja lebih dari 40 jam dan di minggu kedua ia bekerja hanya selama 15 jam.

Menurut hasilnya, jam kerja yang lebih banyak hanya sedikit saja memengaruhi uang yang ia hasilkan. Sebaliknya, Celinne justru menghasilkan pendapatan dua kali lebih banyak dengan bekerja lebih sedikit. Hal ini membuktikan bahwa kualitas jam kerja lebih penting dari banyaknya jam kerja.

Menurut artikel yang ditulis di Forbes, apa itu hustle culture justru lebih merugikan alih-alih memberikan manfaat. Pada tahun 2019, orang Amerika Serikat mencapai rekor tingkat stres, kecemasan, dan kemarahan tertinggi yaitu 55%.

Angka tersebut 20% ​​lebih tinggi dari angka rata-rata global. Hal ini disebabkan oleh apa itu hustle culture di mana mereka bekerja terlalu keras sehingga kesehatan mental dan fisik mereka menjadi lemah.

Bahaya hustle culture

apa itu hustle culture

Photo by Elisa Ventur on Unsplash

Mungkin dengan melakukan apa itu hustle culture kamu bisa tiba di satu titik tertentu. Akan tetapi, apa saja yang kamu korbankan untuk sampai ke titik tersebut?

Apa itu hustle culture bisa memberikan dampak buruk seperti stres berlebih, burnout, penyakit fisik, tidak adanya waktu untuk melakukan kegiatan lain di luar pekerjaan, dan masih banyak lagi.

Dikutip dari The Daily Star, menurut Dr. M. Tasdik Hasan, peneliti kesehatan mental global meskipun hubungan antara kerja berlebihan dan kesehatan mental masih belum jelas, jadwal yang melelahkan seperti itu dapat mengganggu kesehatan mental.

Terlebih, apa itu hustle culture juga bisa menyebabkan gangguan pada ritme biologis tubuh yang berpengaruh pada efisiensi kerja, pola tidur, perubahan psikologis atau perilaku, stres, depresi, diabetes tipe II, reproduksi, obesitas, hipertensi, dan komplikasi serebro-kardiovaskular.

Selain itu, apa itu hustle culture juga bisa menumbuhkan persaingan yang tidak sehat di antara karyawan. Hal ini disebabkan oleh apa itu hustle culture yang diterapkan untuk mendapatkan promosi dan naik gaji.

Dengan demikian, kesempatan orang untuk menjatuhkan orang lain menjadi lebih besar. Apa itu hustle culture bahkan dapat menghambat produktivitas perusahaan secara keseluruhan.

BACA JUGA: Jangan Langsung Kerja! Lakukan Ritual Pagi Yang Baik Bagi Otak Ini Dulu Sebelum Mulai Beraktivitas

Cara menghindari hustle culture

apa itu hustle culture

Photo by krakenimages on Unsplash

Mengubah pola pikir apa itu hustle culture

Setelah mengetahui apa itu hustle culture, hal berikutnya yang perlu kamu lakukan adalah mengubah pola pikir. Sadari bahwa kamu bekerja untuk hidup bukan hidup untuk bekerja. Jangan habiskan waktumu selalu bekerja. Namun, jangan juga terlalu berleha-leha. Cari keseimbangan di antara keduanya.

Perjelas tujuan hidupmu

Jika kamu sudah berada di tengah-tengah hustle culture, ambil satu langkah ke belakang untuk memperjelas tujuan hidupmu. Terkadang lebih baik mengambil satu langkah ke belakang sehingga kamu dapat mengambil dua langkah ke depan.

Ketika kamu tahu apa yang sedang kamu kerjakan dan mengapa kamu mengerjakannya, kamu bisa membuang segala bentuk distraksi dan fokus pada tujuanmu. Jadi, kamu tidak semata-mata bekerja dan terjebak dalam apa itu hustle culture.

Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain

Salah satu faktor yang membuatmu terjebak dalam apa itu hustle culture adalah kesuksesan orang lain yang tampak indah di depan matamu. Terutama yang muncul di sosial media. Tenang. Apa yang kamu lihat belum seindah kenyataannya. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain karena akan ada juga saatnya kamu menuai kesuksesan.

Bekerja keras, istirahat keras

Istirahat adalah bagian penting dari kerja keras. Jika kamu mengabaikan kesehatan fisik dan mentalmu, semua kerja kerasmu akan menjadi sia-sia. Dalam olahraga, istirahat adalah waktu di mana otot berkembang, bukan pada saat berlatih. Begitu pula dengan kamu. Luangkan waktu untuk beristirahat dan berhenti bekerja jika kamu sudah merasa lelah.

Melambatlah untuk sejenak

Tuntuntan untuk menjadi serba cepat di dunia yang serba digital ini semakin tinggi. Namun, jangan terjebak dalam apa itu hustle culture. Cobalah untuk melambat sedikit saja.

Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang mindful. Bangun tidur tanpa melihat telepon genggam, nikmati sarapan dengan tenang, jadwalkan waktu untuk perawatan diri, atau sepenuhnya hadir bersama orang yang kamu sayangi.

Tingkatkan kualitas kerja bukan kuantitas

Seperti yang sudah dibicarakan sebelumnya, semakin lama kamu bekerja tidak menjamin semakin baik hasilnya. Justru sebaliknya dari apa itu hustle culture. Maksimalkan waktu kerjamu sehingga kamu bisa bekerja dengan lebih fokus dalam waktu yang lebih sedikit.

BACA JUGA: Merasa Tidak Nyaman Di Lingkungan Kerja? Berikut Tanda Kamu Harus Resign Sesegera Mungkin Dari Pekerjaan

Bingung cari working space? Work from Bobobox aja!

Bobobox adalah hotel capsule Jakarta yang juga bisa jadi working space. Suasana tenang dan hening akan kamu dapatkan saat masuk ke pod-nya. Desainnya yang modern juga enak untuk dinikmati, apalagi buat kamu yang suka foto-foto.

Nggak percaya? Tenang. Supaya kamu punya gambaran yang lebih jelas soal pengalaman menginap yang lebih nyata, kamu bisa lho keliling-keliling di pods Bobobox lewat 360° virtual tour bareng Bob. Kamu bisa membuktikan sendiri sebelum dateng langsung ke tempatnya.

Jadi, tunggu apa lagi? Ayo menginap di Bobobox dan lupakan stres untuk sejenak.

Bobobox

Bobobox

Sejak tahun 2018, Bobobox hadir menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para traveler untuk menikmati perjalanan yang sempurna. Bobobox menghubungkan traveler, dari pod ke kota.

All Posts

Bobobox

Rasakan sensasi menginap di hotel kapsul Bobobox! Selain nyaman, hotel kapsul ini mengedepankan teknologi dan keamanan. Bobobox bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk menikmati perjalanan dan beristirahat, dan cocok untuk perjalanan liburan atau bisnis.

Top Articles

Categories

Follow Us

Latest Articles